Mencari Tuhan dengan FILSAFAT



Paradigma yang digunakan adalah Hukum Sebab-Akibat (Kausalitas) dan Wajib-Mumkin
1. Hukum Kausalitas: Bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian eksistensinya akibat sesuatu yang mendahuluinya

2. Hukum Wajib-Mumkin : Bahwa hubungan antara suatu subyek dengan predikatnya hanya punya tiga kemungkinan ; Pasti, Mungkin dan Mustahil. Misalnya cahaya pasti terang, rumah mungkin merah, Sepuluh mustahil ganjil.

Alam ini ada dan kita lihat di alam ini berlaku hukum kausalitas. Karenanya tidak mungkin keberadaan alam ini disebabkan atau diawali dari sesuatu yang tidak ada. Karena yang tidak ada tidak mungkin mengakibatkan sesuatu menjadi ada.

Jika kemudian Alam ini diawali oleh Yang Ada, maka Hukum Kausalitas mengharuskan Yang Ada pun harus mempunyai sebab atas keberadaannya. Jika Yang Ada itu dinamakan Tuhan, maka Hukum Kausalitas mensyaratkan Tuhan harus punya sebab sehingga Dia menjadi ada. Inilah hal yang jadi bottle neck atau vicious regress sehingga banyak orang/filosof tidak mempercayai Tuhan sebagai awal dari segala sesuatu.
Ada beberapa jawaban atas dilema Hukum Kausalitas ini saat dihadapkan pada keberadaan Tuhan, salah satunya adalah dengan memasukkan Hukum Wajib-Mumkin.

Jika hubungan antara Subyek dan Predikatnya adalah mungkin, maka subyek membutuhkan sebab dari luar dirinya agar dia punya predikat/sifat dimaksud. Misalkan kopi manis, kopi membutuhkan gula agar dia manis, rumah merah, rumah membutuhkan cat warna merah dll.

Tetapi jika hubungan antara Subyek dan Predikatnya adalah wajib, maka kita lihat subyek tidak membutuhkan sebab dari luar dirinya untuk punya predikat/sifat dimaksud. Misalkan cahaya-terang, disini cahaya tidak butuh sebab dari luar untuk ia bersifat terang, karena sifat terang adalah bagian tak terpisahkan dari cahaya itu, begitu juga dengan api panas, gula manis dll.

Kesimpulannya adalah, Hukum Kausalitas tidak berlaku saat hubungan antara subyek dan predikatnya adalah wajib.

Jika sekarang kita hubungkan antara Tuhan dan Ada, apakah hubungan antara Tuhan dan Ada bersifat Mungkin atau Wajib.?
Kita melihat hubungan antara segala sesuatu di alam dengan ada bersifat mungkin, sehingga alam ini pada dasarnya bisa berada pada dua kondisi, ada atau tiada. Tetapi pada kenyataannya kita melihat alam terbukti ada, karena itu pasti ada sebab yang membuatnya ada. Rangkaian sebab akibat di alam ini akan berujung pada sebab awal (Prima Causa) yang tidak lagi membutuhkan sebab untuk ada. Harus ada pemantik awal sehingga segala sesuatu yang bersifat mungkin ada menjadi ada, karena jika pemantik awal itu tidak ada, maka segala sesuatunya tidak mungkin ada. Dia itulah Sang Prima Causa, Dia disebut Tuhan, Allah, Yahwe, Sang Hyang Widhi Wase dll, Yang Ada tanpa perlu sebab.
(Bahwa alam ini bukan dari sesuatu yang tak berujung, tapi mempunyai awal dibuktikan oleh scientist, yaitu melalui proses yang mereka namakan Big Bang dan terjadi sekitar 13,6 milyar tahun lalu.

Itu aja, terimakasih

Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 GOMBALAN Ala FILSUF

Postmodern dan kecanggihan visi misi

44 Indikator Kemunduran HMI

Mengapa harus Filsafat Islam

Biografi lengkap 25 Nabi dan Rasul