Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2018

Membincangkan Hegel

Gambar
Pembahasan mengenai dialektika, tak lupa kita mengakat nama besar yaitu Hegel, bisa dikatakan ialah yang memprakarsai dialektika dan pengaruhnya cukup besar dikalangan pemikir. Tritunggal/kontradiksi/pertentangan internal ada tiga poin yang menjadi landasan pemikiran dialetikanya yaitu tesa, antitesa dan sintesa. Dalam poin pertama tesa disebut sebagai ide umum tentang keberadaan, disini Sesuatu tersebut bukan Sesuatu pada benda-benda partikular, melainkan sesuatu tanpa membagi. Kemudian poin kedua  antitesa disebutkan ia bukanlah sesuatu misalya pulpen dan kertas, disini dua benda tersebut keberadaan kusus bukan ide umum sesuatu dalam tesa, sebab dalam tesa itu merupakan ide umum dan didalam antisa kita menyebutkan sesuatu itu dilekatkan pada dua benda tersebut yaitu partikular, lanjutnya sintesa antara penggabungan tesa dan antitesa atau sesuau dan bukan sesuatu. Jadi sesuatu berkontradiksi dengan yang bukan Sesuatu karena di ambil dari dua poin tesa dan antitesa. Ini merupa

Perempuan Dalam Presfektif Islam.

Gambar
Dengan menganalisa sejarah di sepanjang abad yang berbeda-beda, kita melihat peremehan terhadap masalah hak-hak kemanusiaan dan sosial serta kezaliman yang terjadi terhadap perempuan. Bahkan sebelum munculnya revolusi Industri di Eropa, perempuan belum memiliki hak sosial dan politik yang berarti. Kebangkitan-kebangkitan yang muncul akibat dua perang dunia dan kemudian muncullah kelahiran gerakan baru di sekitar tahun tujuh puluhan. Pergerakan perempuan tersebut lebih di kenal denga gerakan feminisme. Feminisme lahir dalam berbagai macam pandangan seperti adanya kezaliman terhadap perempuan (dalam segala bidang) yang biasa dijadikan sebagai tolok ukur bangkitnya gerakan feminisme. Namun penjelasan mereka tentang sebab terjadinya kezaliman dan langkah-langkah solusi, serta ide-ide yang mereka kemukakan berbeda-beda. Para pemikir Feminis berkeyakinan dunia akan adil jika perempuan bangkit untuk mengambil hak-hak mereka. Meskipun mereka mengemukakan argumentasi secara ilmiah, nam