Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2018

Perjuangan itu bernama Cinta

Gambar
Yang mencariku, akan menemukanku. Yang menemukanku, akan mengenalku. Yang mengenalku, akan mencintaiku. Yang mencintaiku, akan aku cintai. Yang aku cintai, akan aku bunuh. Yang aku bunuh, aku sendirilah penebusnya. Yang aku tebus, akan menjadi milikku. Yang menjadi milikku, akan aku perjuangkan. Yang aku perjuangkan, akan selamanya abadi. Yang abadi, tentunya kita berkeluarga.

Pojok Sidoarjo 1

Gambar
2019 Pemilihan Umum Ada yang bertanya; bagaimana dek tanggapanmu tentang Pemilihan Umum (presiden) nanti, aku menanggapinya tidak terlalu serius " Pak ketokohan tidak dapat menyelesaikan masalah negara ia harus dibarengi dengan Platform (semacam kebijakan). Kebanyakan masyarakat Indonesia melihat siapa yang berbicara bukan apa yang ia bicarakan, anak-anak mahasiswa menyebutnya substansi. Berarti dek, apakah berarti kita harus tinggalkan budaya ketokohan.? Dan memilih yang punya visi yang jelas. " ketokohan juga perlu untuk mempertegas pendirian begitupula platform aja juga tidak cukup, tidak semua penceramah mengerti apa yang disampaikannya, negara Indonesia tidak bisa selesai hanya dengan program yang banyak. Terus bagaimana dek.? Kebanyakan orang melihat apa yang ia lakukan dan sedikit sekali orang yang mendengarkan seorang pembicara dari suaranya, masyarakat Indonesia tau itu semua jadi kita serahkan aja pada mereka (demokrasi itu dibangun dari rakyatnya) te

Pojok Sidoardjo 2

Gambar
Munculnya Nabi baru Bagaimana tanggapan dek dengan munculnya para ustadz dengan minitik beratkan pada kembalikan pada Qur'an dan Hadits (perilaku nabi), ia memang betul kita selaku umat Islam sudah sepantasnya kembali kepada kedua hal tersebut sebagai rujukan dan moral bersama. Patut kita apresiasi dengan munculnya banyak ustadz dadakan di YouTube dan surau-surau hadir dengan banyak mengutip ayat-ayat Tuhan dan menawarkan program-program menuju surga, yang menurut saya itu yang telah hilang dari peradaban umat Islam sekarang mungkin. Nabi saja mengajar kita belajar hingga ke negeri China, lalu mengapa kita harus kembali ke tradisi Nabi.! sudah menjadi keharusan kita untuk menoleh peradaban China, sebagai pelajaran tentu sah-sah aja, takutnya nanti ada anggapan bahwa orang Islam hanya belajar ke orang Islam (baca; cak Nur). Untuk kita anak zaman now tinggal mengembangkan apa yang sudah menjadi tradisi tanpa menghilangkan tradisi old mungkin ini yang disebut sekarang dengan Is