Kosmologi Sains & Problem Ketuhanan


Pembahasan mengenai tema di atas bahwa memang ada hal-hal misteri dalam jiwa perempuan, yang secara pengetahuan dan kosmik harus kita singkap, misteri yang kami sebut ialah bukan misteri apa yang secara umum dalam (istilah), akan tetapi ada sebuah sesuatu yang kita ingin singkap. Peyingkapan ini bukanlah dengan peyingkap indrawi (ilmiah), tapi ada dibalik ilmiah tersebut yang ingin kita singkap, yang tidak terlepas dari kaidah ilmiah.
Untuk memulai pembahasan ini, kiranya ada sedikit urain mengapa hal ini harus kita bahas. Untuk itu kami akan memulainya dengan mendeskripsikan terlebih dahulu mengenai kosmologi. Beberapa referensi ilmiah, sangat sedikit yang membahas perempuan dalam kaitannya dengan alam (kosmik), fisik dan yang nonfisik.
Dari beberapa referensi itu hanya ada secara Fiqih, sosial dan agama dalam kosmik kami ingin membahasa kaitan dengan perempuan dan alam semesta, untuk membahasnya kami perlu menguraikan gambaran mengenai penjelasan kosmik terlebih dahulu. Dalam kosmologi sains berbicara tentang penciptaan alam semesata (big bang) berbicara mengenai sains tentu kita merujuk pada eropa dalam istilah sains di abad 19 terutama para fisikawan.
Dalam kosmologi perlu kita mengetahui apa hubungan alam semesta ini dengan Tuhan, dalam pandangan fisika bahwa Tuhan itu sebagai pencipta dalam hal ini, kaitan dengan pencipta sangat rumit dijelasakan dalam pandangan kosmologi sains, karena dalam penciptaan ada ruang dan waktu. Pertanyaan ialah apakah tuhan mencipta di dalam waktu atau diluarwaktu.? bagaimana (Tuhan) sebelum ia mencip.? atau bagaimana ia setelah mencipta.? sangat rumit untuk mejelaskan jika melalui pandangan sains.
Sekali lagi kami jelaskan bahwa dalam kosmologi itu bagaimana menjelaskan hubungan tuhan dengan alam semesta. Berbeda dengan kosmologi sains, karena ia menggunakan antropik, antropolisem mereka hanya mampu  menjelsakan dengan pemahaman deduktif, mereka tidak mampu menjelaskan secara induktif, karena perlu data ilmiah untuk menjelsakan hal tersebut secara filosofis dengan kaidah ilmiah.
Dasar berpikir kosmologi sains, mereka mencari pencipta (Tuhan) diluar dari alam semesta dan sampai kapanpun akan dimungkinkan mereka sulit memahami alam ini, bahwa pengakuan mereka bahwa ada yang tersembunyi di alam ini, pengamat (ilmuan) mencari sesuatu (Tuhan) diluar dari alam semesta, maka mereka akan rumit menjelaskannya, karena pahaman mereka terjadi dualitas.


Kosmologi Perempuan Dalam Islam

Dalam kosmologi islam bahwa secara pengetahuan tidak ada sesuatu pengandaian, akan tetapi kosmologi islam ingin menemukan sesuatu di dalam alam semesta dan dalam semesta itu menggunakan suatu imaji dalam perempuan (kosmik), poin kosmologi islam ingin mengaitkan alam dengan tuhan bukan pengadaian, menariknya kajian ini secara besik saintifik melalui perempuan, perempuan sebagai sisi sainstifiknya.
Jadi  sederhananya bahwa di alam semesta kita ingin menjelaskan atau dalam gambaran kosmologi islam alam, jiwa manusia. Dari segi alam adalah sains, jiwa di sebut sebagai imaji dalam imaji ada lagi dalam hal imaji akan menarik tuhan ke alam semesta, jadi kita tidak terlepas dari sains, apakah tuhan masuk dalam sebuah sistem alam ataukah ia terpisah. Kajian kosmologi islam akan membahas hal ini dengan metode sturktur yang kami jelaskan di atas.
Dalam pembahasan ini, kami akan memfokuskan terlebih dahulu ialah kosmologi, telah kami bahas sebelumnya mengenai alam semesta yang masih banyak belum terungkap dalam sains dalam pandangan kosmik barat bahwa ada diluar eksistensi material ialah sesuatu yang tidak diketahui, dalam istilah ke-imanan yang dikatakan Kant sesuatu pada dirinya. Sekarang kami akan membahas bagian kedua kosmologi mengenai jiwa pada tingkat manusia, jiwa itu mempunayi kemampuan untuk mengkonsepsi sesuatu yang kita persepsi di realitas atau bisa dikatakan imaji.
Dalam filsafat kita mengetahui bahwa jiwa menuntut sesuatu yang ingin memastikan, atau tuntutan verifikasi, harus direalisasikan diri manusia (tahqiq) jiwa harus sampai pada penilaian. Jiwa menghendaki aktualitas dalam dirinya karena ia bersifat potensi, juga jiwa menuntut sebuah pengetahuan mengenai perihal kehidupan di alam ini misalnya kematian, kehidupan ia membutuhkan konfirmasi mengenai pertanyaan-pertanyaan yang muncul dan keharus jiwa itu menuntut kebenaran di alam.


Perempuan Sebagai Rumah Cinta

Digambarkan secara kosmik perempuanlah yang menerima, mengandung, melahirkan bukan dari laki-laki secara material dalam tasdik. Dalam konsepsi semuanya sudah jelas feminism namun dalam penilaian kita memulai landasan ilmiah perempuan, mungkin perumpamaan bahwa laki-laki itu sesuatu yang lain pada alam, yang kita tau bahwa alam ini sifatnya feminism disini ada keliangan pada laki-laki, jadi ketika dikatakan bahwa Adam dan Hawa “minnafsin wahida” dari diri yang satu (tuhan).
Nafnya sendiri adalah feminism dari diri yang satu, kemudian jadi bagian laki-laki, perempuan ini merupakan dari diri yang satu, jadi jiwa terbagi separuh di laki-laki dan separuh lagi ada pada perempuan.
Inilah fakta yang terjadi di alam secara material ada jenis laki-laki dan perempuan yang secara watak keduanya feminism namun secara ilmiah keduanya terpisah. Laki-laki dengan kecenderungan maskulinnya dan perempuan kecenderungan-kecenderungan feminitasnya.
Jadi ketika ada laki-laki bercorak feminism dan perempuan bercorak masukulin, maka yang kuat coraknya bukan tampilannya. Dengan begitu pola nilai kita yang secara (jiwa) itu adalah feminism dan ketika kita mencari di alam kita menggunakan landasan material perempuan secara ilmiah disinilah letak penilaian.
Namun dalam posisinya laki-laki juga material, akan tetapi kita ingin mencari nonmaterinya yang kita sebut feminism dalam menilai kita memulainya pada perempuan. Jadi dalam kosmologi dijelaskan bahwa tuhan mengutus nabinya itu yang laki-laki, Nabi di utus oleh tuhan dengan laki-lakinya karna alam ini feminism karena ia menerima kodrat penciptaan, jadi kalau orang mengatakan mengapa secara teologi Nabi itu laki-laki, karna alam dan selain tuhan ini adalah feminism, maka perkawinan itu terjadi kalau maskulin yang datang, jadi kalau Nabi laki-laki maka kosmologinya perempuan.
Ketika dikatakan kenapa dalam islam nabinya tidak ada perempuan, maka pertanggung jawaban kosmologinya, karena Nabi datang kepada alam ini yang berwatak feminism, maka yang dikirim ialah laki-laki secara material.
Maka yang harus ditekankan bahwa kita mencari yang nonmateri (feminism) sebagaimana kita ketahui bahwa laki-laki dan perempuan secara watak keduanya sama yaitu feminism dalam (jiwa), jika kita menilai maka landasanya melalui material ilmiah perempuan. Maka yang feminitas pada perempuan sebagaimana feminitas yang ada pada laki-laki kita tidak bisa temukan kalau diantara laki-laki dan perempuan tidak ada saling berhubungan secara material.
Karan keduanya memiliki watak feminism tetapi struktur kosmik harus memulai dari perempuan secara material, jadi dalam teologi pasca kosmik bagaimana menempatkan dan menjaga perempuan di alam dalam pembahasan teologi.
Dalam pondasi kosmik yang aktual pertama kali feminism di alam itu pada perempuan sedangkan feminitas pada laki-laki masih tahap proses pencarian. Maka laki-laki mencari feminitasnya pada perempuan sebagimana perempuan mencari maskulinitasnya melalui laki-laki, akan tetpi makna sebenarnya mereka mau mencari dirinya.
Kemudian kita akan petakan kosmologinya agar pembahasan lebih terstruktur, alam (material) laki-laki, jiwa (feminism) dan tuhan (maskulin). Di dalam bahasa kosmologi laki-laki itu mau dikembalikan ke tuhan dan tentu perempuan yang mengembalikan dia kepada tuhan, kata Ibn Arabi laki-laki kembali ketuhan melalui perempuan, maka dapatlah kita katakana bahwa feminitas adalah jalan kembali kepada tuhan. Maka diluar jalur alamia ini (feminism ), tuhan mengutus Nabi melalui diluar jalur ilmiah tersebut.
Jalur cepat sebab tidak melalui jalur feminism dalam teologi laki-laki dikirim melalui jalur cepat dari tuhan ke alam, agar laki-laki dibimbing sebab dia tidak bisa kembali sendiri. Maka dalam pesan-pesan agama yang dibawa oleh Nabi, pesan tersbut bukanlah seorang mukmin jika tidak menyayangi perempuan, jadi ketika tuhan mengirim Nabinya itu melalui jalur cepat, disiapkan dua opsi.
Opsi alamiah di alam dan opsi nomaterial dari langit, jika tidak akan terjadi resiko karna yang alami sering kali ada yang merusak sehingga dibutuhkan jalur cepatnya Nabi. Ketika Nabi di alam beliau datang untuk menjaga kondisi alamiah, jadi munculnya laki-laki dalam teologi dari tuhan mengirim Nabinya laki-laki itu bukan dalam jalur kosmik, padahal teologi berlandaskan kosmologi.
Jadi bukan karna laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan karna struktur kosmiknya memang seperti demikian, laki-laki yang diberikan tanggung jawab sebagai seorang Nabi, akan tetapi tidak lengkaplah sebuah kosmik jika tidak ada ikatan keluarga artinya pernikahan sebagai keseimbangan kosmik dan dasar dari gerakan sosial, pola dasar dari rumah cinta ialah permpuan karena ia mempu mengimbangai watak dasar maskulin laki-laki. Untuk itu peran perempuan sebgai rumah cinta ialah peran ilahiya dalam pandangan kosmologi.
Jadi ketika ada pertnayaan maka kita mengacu kepada sturktur kosmik kita, dalam pesan agama laki-laki lebih tinggi satu derajat itu ontologis, bukan derajat social. Dalam artian bahwa laki-laki lebih tinggi derat dalam struktur wujud atau ontologis, inilah struktur hirarki wujud bukan social.
Dari peta inilah bagaimana kita membawa yang perempuan agar bisa berhubungan dengan laki-laki untuk kembali kepada tuhannya yang maskulin, gambarannya sebenarnya siapa yang di utus, siapa yang mengutus dan siapa yang membawa dan siapa yang akan dijaga. Tampaknya laki-laki yang disuruh menjaga tapi, yang mau diselamatkan adalah laki-laki ini dalam pembahasan kosmik.
Secara kosmik tampaknya yang mau dikembalikan itu adalah laki-laki (maskulin), kita perlu menemukan feminitas dalam hubungan laki-laki dan perempuan. Untuk itu kita harus mengetahui perempuan secara ilmiah, keindahan, kecantikan. Yang disaksikan jiwa pada wajahnya, aspek-aspek feminism fisik pada perempuan, jadi yang ada pada perempuan adalah pandangan jiwanya (feminism) dan laki-laki memandang perempuan langsung dengan feminitasnya melalui fisik.
Jadi dipandang dalam alam ini adalah perempuan sebagai objek keindahan. Maka yang paling pertama di alam ini memang perempuan dengan dasar feminism, jadi kecenderungan laki-laki yang tertarik pada perempuan artinya yang segera aktual di alam ini adalah feminitas yang ada pada perempuan dan yang paling mencari pertama kali feminitas adalah laki-laki, maka dari itu perempuan adalah objek feminism pertama di alam dan aktual pencari feminis di alam adalah laki-laki.

Latihan Khusus Kohati Tingkat Nasional
Korps HMI-Wati, Cabang Goa Raya
Pemantik: Rahmatullah Usman

Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 GOMBALAN Ala FILSUF

Postmodern dan kecanggihan visi misi

44 Indikator Kemunduran HMI

Mengapa harus Filsafat Islam

Biografi lengkap 25 Nabi dan Rasul