Rindu


Berkali-kali dinginnya malang menampar tebing angin. Cakrawala berkilau saujana jingga. Musim-musim mendekat lantas pergi bergantian. Melukis sore, kelabu bertahta dan kadang kesumba merona.
Kita masih disini Menunggu takdir diri. Melepas kelakar bahagia, meredam duka yang singgah di beranda.

Dia sedang mengukir lara, saat segala rasa bergelora dan rindu sibuk mencari muara. Resahpun dianggap biasa, diapun bersikeras mendustai hatinya bahwa apa yang dirasa hanyalah imajinasi belaka, tapi siapa sangka bahwa dia benar telah jatuh cinta.

Sembuhkanlah Laranya, jadikan laranya sebagai rindumu terhadap dia, nyatakanlah jatuh cintanya dan biarkan dia mencintaimu dengan rasanya.

Lalu bagaimana caranya.? Dek sini ngopi dulu, akan kuhidangkan sepiring rindu dan segelas kenangan sore ini. Nikmati saja, lalu sampaikan padaku rasanya.
Dah itu aja, terimakasih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 GOMBALAN Ala FILSUF

Postmodern dan kecanggihan visi misi

44 Indikator Kemunduran HMI

Mengapa harus Filsafat Islam

Biografi lengkap 25 Nabi dan Rasul