Kembali ke Rumah, salaf Yang saya baca dan saya pahami.


Di luar rumah terdengar berit pejabat eslon IV akan jam kerja yang tidak maksimal, di samping jalan Kita temukan mahasiswa bergerombol menceritrakan kampung halaman (mereka tdk diizinkan pulang). Subuh hari, Ku jumpai tukang sayur melaju dengan cepat menjual hasil daganganya dan Aku tersentak ketika dipanggil seorang pemuda gagah, itu Tak lain Pak PNS bawahan (di PHK) Yang memilih ke sawah.

Corona membuat semuanya berubah, Ada di-PHK, tidak bisa bertemu keluarganya, tidak bisa membiayai hidupnya sendiri apalagi sanak familinya, selanjutnya teman-teman bisa isi sendiri. Kata Pak tani tadi; Corona ialah wabah biologis, ia tumbuh seperti Hama pada tumbuhan Yang memilliki Massa akhir. Paling tidak untuk menjelaskan fenomena Corona Ada dua modalitas besar yakni; Kiri jauh dan kanan Yang taat.

Soal Kiri jauh mereka menjelaskan, Yang melarbelakangi Corona ialah "sang lain besar" (meminjan istilah Zizek). Kapital sebagai ideologilah pencipta virus tersebut, dengan terlebih dahulu menyerang negara Adidaya lalu terakhir Indonesia sebagai basis pasar International. Namun apakah dengan virus ini percepatan akumulasi akan bertambah atau malah menuju Liang kematiannya sendiri.

Ah, Tak Kala menarik analisis sih kanan Yang taat; bahwa virus ini merupakan tentara Tuhan Yang diutus olehNya sebagai kabar akan datangnya "kiamat". Mereka berdalih kiamat itu datang dengan tanda-tanda kosongnya ka'bah, masjid dan surau-surau tempat belajar Ilmu agama. Tapi, tentara kok Ngga menjaga "kemanan" ya.! Malah menyerang sesama makhluknya.

Kali ini Kita tidak sedang mengulas secara detail kedua modalitas sosial tersebut di atas. Lalu apa.! Ya Kita akan berbicara tentang #kembalikeRumah, rumah tangga ISLAM (1). Islam telah membuat sejarah selama 15 abad, sejarah Islam merupakan sejarah venture dan usaha tidak mengenal lelah untuk mewujudkan masyarakat Yang ia cita-citakan. Venture itu telah melibatkan mayoritas orang Muslim dalam Pratik semua bidang kegiatan kehidupan, termasuk kesehatan dan keselamatan umat. Sebut saja Ibn Sina sebagai Dokter kaliber melampauai zamannya.

Dalam kurun waktu tersebut bangsa arab mampu menakhlukan dua kerajaan besar ketika itu; Persia dan Romawi. Para ilmuan Arab telah menghidupkan kembali Ilmu pengetahuan, sehingga menjembatani paradaban yunani kuno dan peradaban modern. Cahaya Ilmu pengetahuan itu menyinari Cordoba (pusat peradaban Arab di Spanyol), pada akhirnya menghalau kegelapan eropa abad pertengahan dan melahirkan zaman renaissance di Barat.

Yang disebutkan di atas paling sedikit tentang kemurnian Dan kejayaan Islam. Sekurang-kurangnya, itu semua perlu dikaji kembali, untuk bisa diungkapkan apa Yang melarbelakangi sebenarnya. Agar Kita Dan generasi tidak hanya taken for granted, seharusnya umat muslim sendiri memilliki pengetahuan, apalagi kesadaran tentang sejarah itu. (2). Muhammad ialah sosok manusia paripurna dan revolusi dari aspek kemanusiaan, ia tidak hanya mampu melakukan tugas Yang seakan mustahil (kenabian), dalam mempersatukan bangsa arab Yang biadab dan Suka berperang melainkan juga melahirkan suatu setting masyarakat Makkah sebagai jalur perdagangan international lalu setting masyarakat madinah menjadi Kota peradaban.

Nabi tidak saja menjadi sumber pemahaman ajaran Islam, tetapi sekaligus menjadi teladan realisasi ajaran itu dalam kehidupan yang kongkrit. Maka sangat logis jika Kita katakan yang paling mengetahui dan memahami ajaran agama itu Tak lain ialah mereka yang ikut mendengarkan kuliahnya secara langsung dan yang paling baik dalam melaksanakanya merupakan mereka yang melihatnya dan meneladani anjuran nabinya. Demikianlah oleh Bung Karno menasehati Kita agar berusaha menangkap"Api Islam bukan abu-nya".

Kedua ajaran itulah kemudian dikenal oleh sebagian umat muslim dengan masa-masa awal Islam, dianggap paling autentik (makna Yang terkandung dalam istilah teknis SALAF). Sedangkan sesudah itu masih terbentang harapan sejarah politik Islam yang luas dan ruwet, yang tidak dapat dipandang begitu saja sebagai hal yang sudah semestinya terjadi. Usaha menemukan kembali Islam dan bersifat keislaman (istilah Cak Nur).

Dalam hal tersebut, makna salaf memperoleh makna sedemikian rupa sehingga mengandung konotasi masa lampau yang berkewengan atau berorientasi, sesuai dengan kecendrungan banyak masyarakat untuk melihat masa lampau sebagai masa yang berotoritas. Ini melibatkan masalah teologis* yakni; masalah mengapa masa lampau itu mempunyai otoritas dan sampai di mana kemungkinan mengidentifikasi secara historis masa salaf itu.

Tawaran yang Coba dipecahkan yaitu, kembali kepada Qur'an dan sunnah sebagaimana digaungkan oleh sahabat kita reformis Islam juga Ada benarnya, namun kita bertanya dengan apa kita kembali.! Sehingga dalam pelaksanaan praktisnya ternyata tidaklah Mudah, yang direspon bersifat pinggiran (peripheral). Seperti CORONA kini, kontraversi mencolok pada kemerdekaan dan ketetapan universal.

Disinilah harapan para kader (istilah teknis Cak Nur yang dikutip dalam kader pelopor Lenin) masyarakat salaf tidak sekedar pandangan menyejarah di masyarakat yang berakibat pada mitos, namun menjadi sistem kepercayaan yang melembaga di masyarakat. Apapun yang terjadi dalam sejarah dunia Islam, ia menyangkut masyarakat yang semestinya bersifat teladan, sehingga dapat dilihat dalam kerangka kebenaran umum yang serba meliputi semuanya (keadilan).

Sudah saatnya Demokrasi Islam bangkit dari rumahnya sendiri, toh hadirnya Corona tidak mengenal sekat sosial (Petani, buruh, syiah dan Sunni). Kapan-kapan Kita ulas ekonomi dan politik kematian.


______________
*Nabi tidak dengan tegas menunjukkan Siapa yang bakal menjadi pengganti beliau setelah wafat.! Atau sebenarnya Nabi memang telah menunjukkan (dengan Cara lain), kemudian Abu Bakar sebagai khalifahpun masih diperdebatkan keabsahanya, Sama halnya dengan Umar yang pengangkatanya melalui wasiat Abu Bakar. Lalu Usman, oleh sebuah panitia yang ditunjuk oleh Umar dan terakhir khalifah Ali ra diangkat setelah terbunuhnya Usman. Setelah terbunuhnya Ali, mengapa Muawiyah mendeklarasikan diri khlifah selanjutnya dan yang darinya dikenal "am al-jamaah" (tahun persatuan).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 GOMBALAN Ala FILSUF

Postmodern dan kecanggihan visi misi

44 Indikator Kemunduran HMI

Mengapa harus Filsafat Islam

Biografi lengkap 25 Nabi dan Rasul