Tahapan & Penyamarataan Pengetahuan


Pertemuan ke tiga, Epistemologi Islam
Bertempat di Universitas Kanjuruhan Malang.
~Alman Pohahara

Pembicara kita seputar Tahapan dan Penyamarataan Pengetahuan. Berbicara mengenai tahapan pengetahuan tidak terlepas dari pembahasan sebelumnya sebagai peletakan dasar; alat dan sumber pengetahuan. Tahapan pengetahuan secara langsung berhubungan dengan pertanyaan darimana pengetahuan itu hadir dalam benak kita (konsep, citra, gambaran), maka kita akan menemukan banyak sekali argumentasi; ada kaum satu, dua, tiga, empat sampai seribu Tahap. Tetapi bukan tahapan yang menjadi tolak ukur, namun bagaimana argumentasi pertanggung-jawabanya pengetahuannya.

Kaum satu tahap (empiris, Luck) yang penekanannya pada Indera, mereka mengatakan semua yang hadir dalam benak kita ialah murni bersumber dari panca indera, jika indera bisa menjangkau hal-hal yang non materi maka gugurlah semua bangunan pengetahuan yang bersumber dari Rasio. Berbeda dari tahap pertama (rasionalis/idealis, plato) mereka mengatakan semua yang hadir dalam benak kita ialah murni dari Rasio, indera hanya proses mengingat kembali/ indera tidak bisa menilai.

Ada juga argumentasi kaum tiga tahap mereka berkeyakinan bahwa kayakinan tahap satu (baik indera dan Rasio) tidak bisa dijadikan pegangan jika tanpa tahap praktek. Eksperimen merupakan tahap akhir untuk melakukan uji coba (neraca), lain halnya dengan Spencer ia mengatakan hal yang paling tertinggi ialah Filsafat yakni ilmu yang melampaui ilmu ilmiah, pendekatan ini mirip dengan tahapan para suluk (tahapan hati) yang sama-sama melakukan penyempurnaan. Meskipun sampai seribu tahap jika ia hanya berlandaskan hati, berarti sama aja satu tahap.

Lalu bagaimana penjelasannya mengenai dua tahapan. Kant semisal ia mengatakan pengetahuan itu dua tahap yakni; tahap Indera dan Rasio (12 kategori) tetapi dalam perjalanan ia tidak dapat membuktikan 12 kategori itu darimana (nomena) dan jalan yang ia gunakan (hakekat) tetap satu tahap yakni Inderawi. Dua tahapan yang dimaksud kita ialah ada tahapan indera dan tahapan Rasio, penjelasannya mirip dengan penjelasan kaum satu tahap, tetapi bagaimana meletakkan pengetahuan itu menjadi benar (pertanyaan kaum MD) jawaban sederhana Rasiolah yang melakukan penilaian tanpa harus eksperimentasi.

Pembahasaan terakhir ialah Generalisasi/penyamarataan kita sering menyebutnya ialah titik simpul antara konsep Partikular. Tentu kita menolak pahaman bahwa untuk mendapatkan konsep universitas kita murni harus bersentuhan langsung alam (kuantitas-kualitas, kualitas, esensi) disamping samping indera memiliki keterbatasan, maka Rasio bisa membuat konsep Universal tanpa ia harus kembali ke alam. Pancasila ialah penyamarataan dari ideologi-ideologi dunia lainnya yang bisa diterapkan di Indonesia; ada banyak suku, agama, ras warna kulit bisa dihimpun dalam bhineka tunggal Ika. Kita tanpa harus menguji ideologi yang lain lagi, karena akan menimbulkan/mengunggulkan etnik tertentu.
Itu aja, makasih

Salam dan shalawat untuk Rasulullah Saw dan keluarganya yang suci serta sahabat pilihannya serta umatnya yang tetap setia menjaga dan menjalankan ajarannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 GOMBALAN Ala FILSUF

Postmodern dan kecanggihan visi misi

44 Indikator Kemunduran HMI

Mengapa harus Filsafat Islam

Biografi lengkap 25 Nabi dan Rasul