Pojok Sidoardjo 2


Munculnya Nabi baru

Bagaimana tanggapan dek dengan munculnya para ustadz dengan minitik beratkan pada kembalikan pada Qur'an dan Hadits (perilaku nabi), ia memang betul kita selaku umat Islam sudah sepantasnya kembali kepada kedua hal tersebut sebagai rujukan dan moral bersama. Patut kita apresiasi dengan munculnya banyak ustadz dadakan di YouTube dan surau-surau hadir dengan banyak mengutip ayat-ayat Tuhan dan menawarkan program-program menuju surga, yang menurut saya itu yang telah hilang dari peradaban umat Islam sekarang mungkin.

Nabi saja mengajar kita belajar hingga ke negeri China, lalu mengapa kita harus kembali ke tradisi Nabi.! sudah menjadi keharusan kita untuk menoleh peradaban China, sebagai pelajaran tentu sah-sah aja, takutnya nanti ada anggapan bahwa orang Islam hanya belajar ke orang Islam (baca; cak Nur). Untuk kita anak zaman now tinggal mengembangkan apa yang sudah menjadi tradisi tanpa menghilangkan tradisi old mungkin ini yang disebut sekarang dengan Islam NUSANTARA, jelasnya tradisi itu bukan berarti memelihara budaya animisme dan dinamisme, saya kira agama Islam mengutuk keras hal ini.

Dalam kuliahnya seorang tokoh tepatnya pak almarhum Kuntowijoyo (semoga beliau diberi safaat) ia mengatakan; jika semuanya kembali kepada Nash, sedang Nash itu butuh kontekstualis (sekarang dan disini), ia tidak berbunyi dan Nash itu bahasa Tuhan tidak mungkin terpahami oleh manusia, sederhananya ia harus dibunyikan dan diubah menjadi bahasa keseharian manusia apa itu yakni bahasa Akal (Ilmu Pengetahuan). Akal memiliki peran yang sangat komplit sebagaimana sabda pak YouTuber Rocky Gerung, ia berfungsi untuk mengaktifkan imajinasi agar kita tidak terpenjara oleh Nash tadi. Meskipun pada titik tertentu kita harus menolak pahaman pak Rocky tentang hal-hal yang sudah menjadi principil dalam bahasa kita menyebutnya Fitrah manusia, sebagaimana hal tentang kepercayaan, ketundukan dan pasrah pada Y(ang)M(aha)B(enar).

Terakhir, jika pada akhirnya kita harus kembali kepada kedua hal tersebut diatas, maka secara bersamaan kita harus mengikuti secara keseluruhannya, minimal tau artinya ataupun jangan yang diusut hanya soal Fiqih, jikapun fiqih jangan mentoknya perempatan rokok, ziarah, tahlilan, musik dll. Sangat nativis sekali jika menganggap selain berpegang teguh pada dua hal itu dianggap bukan islam, lalu bagaimana kita harus berterima kasih pada pak Thomas A Edison, ia tertulis tidak di kedua kitab tersebut.! Tugas kita sekarang ialah mengembangkan bukan mempersoalkan, karena itu pekerjaan yang sia-sia. Mungkin itu, terimakasih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 GOMBALAN Ala FILSUF

Postmodern dan kecanggihan visi misi

44 Indikator Kemunduran HMI

Mengapa harus Filsafat Islam

Biografi lengkap 25 Nabi dan Rasul