Agama Itu Candu




Karl Marx ketika membicarakan masalah agama terkadang dalam ungkapan yang sangat baik, namun sebaliknya terkadang sangat kasar dan kejam. Menurut Marx, agama adalah sebuah ilusi. Rasa takut adalah sebuah ilusi dengan konsekuensi yang sangat menyakitkan. Agama adalah bentuk dari ideologi yang sangat ekstrim dan paling nyata. Agama adalah sebuah sistem kepercayaan yang mempunyai tujuan dapat memberikan alasan dan hukum-hukum agar seluruh tatanan dalam masyarakat dapat berjalan sesuai dengan keinginan penguasa.

Pada dasarnya agama sangat bergantung dengan kondisi ekonomi, karena tidak satupun doktrin dan kepercayaan agama yang memiliki nilainilai independen. Meskipun doktrin satu agama berbeda dengan agama lain, namun bentuk-bentuk spesifik yang ada dalam berbagai masyarakat pada akhirnya tergantung pada satu hal, yaitu kondisi sosial kehidupan yang pasti dan bergantung pada kekuatan materi yang dapat mengatur masyarakat di manapun dan kapanpun.

Marx memperjelas, bahwa kepercayaan atas Tuhan adalah lambang kekecewaan atas kekalahan dalam perjuangan kelas (1996: 139).Agama dalam pandangan Marx merupakan instrument untuk memanipulasi dan menindas kelas subordinat dalam masyarakat. Pandangannya ini tidak terlepas dari teori historis materialistisnya yang melihat masyarakat sebagai suatu moda produksi. Marx memisalkan kehidupan produksi dengan ketaatan terhadap agama. Menurutnya, semakin seseorang mengabdikan diri pada agamanya, dia semakin kehilangn dirinya sendiri. Dia akan dikuasai agamanya. Begitu pula, kehidupan produksi. Semakin banyak orang berproduksi, semakin lupa ia akan dirinya sendiri, apalagi terhadap masyarakat sekitarnya. Padahal, menurut Marx, semakin banyak seseorang berproduksi, ia semakin tidak bebas. Ia dibatasi oleh ciptaan dirinya sendiri maka lahirlah teori perjuangan kelas (class struggle).

Semua institusi sosial termasuk agama didirikan atas dasar infrastruktur ekonomi (yaitu, alat-alat produksi dan hubungan sosial dalam produksi) menyesuaikan diri dengan tuntutan dan persyararatan yang dimiliki oleh infrastruktur ekonomi tersebut. Oleh karenanya, infrastruktur dikuasai oleh orang atau kelompok yang memiliki, maka agama akan melayani kepentingan para pemilik melalui berbagai ide, ritual, dan praktik keagamaan. Dalam kondisi seperti ini, berbagai ide, ritual, dan praktik keagamaan menciptakan kesadaran palsu bagi para kaum yang tidak memiliki. Ketidaksadaran kepentingan kelas objektif para kaum yang tidak memiliki karena berbagai ide, ritual, dan praktik keagamaan inilah yang menyebabkan Marx melihat agama sebagai candu, yang menciptakan masyarakat tidak sadar akan kepentingan objektif mereka. Marx mempunyai pendapat yang bertentangan dengan ajaran agama dunia pada umumnya. Bahwa yang menciptakan manusia adalah Tuhan, namun sebaliknya Marx menganggap manusia yang menciptakan Tuhan dalam pemikirannya dan masyarakat yang menciptakan agama. Agama menjadi simbol manusia yang tertindas dan menjadi candu masyarakat. Agama seperti obat yang tidak menyembuhkan penyakit, namun hanya mengurangi rasa sakit. Agama membantu merekonsiliasi kelas penguasa dan memberikan harapan ilusi mengenai dunia spiritual yang lebih baik pada masa mendatang.

Itu aja, terimakasih

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 GOMBALAN Ala FILSUF

Postmodern dan kecanggihan visi misi

44 Indikator Kemunduran HMI

Mengapa harus Filsafat Islam

Biografi lengkap 25 Nabi dan Rasul