Revolusi Kapitalis



Revolusi Kapitalis adalah satu peristiwa revolusioner yang membebaskan umat manusia dari beban feodalisme yang mengikat mereka. Feodalisme sudah tidak lagi produktif. Ia sudah bangkrut dan tidak bisa lagi memajukan peradaban manusia. Sementara kelas kapitalis yang baru adalah sebuah kelas yang revolusioner. Modus produksi yang berdasarkan kepemilikan tanah sudah tidak bisa lagi bersaing dengan perdagangan dan manufaktur (pabrik-pabrik). Ia harus disingkirkan. Tetapi sejarah menunjukkan bahwa kelas penguasa tidak pernah menyerahkan kekuasaannya begitu saja. Ia harus didorong paksa ke liang kuburnya, dan walaupun sudah masuk liang kubur ia akan terus berjuang untuk keluar darinya dengan mati-matinya.

Kapitalisme membutuhkan kondisi persaingan bebas. Feodalisme yang tidak demokratis menjadi penghalang bagi kaum kapitalis. Oleh karenanya kaum borjuis nasional, dengan memimpin seluruh lapisan masyarakat, memberontak untuk membangun sebuah republik yang demokratis. Ini pada dasarnya bukan karena sentimen kebebasan dan keadilan kaum borjuis. Ini hanya karena dibutuhkan demokrasi untuk persaingan bebas kapitalisme, yakni sebuah demokrasi yang sempit hanya untuk kaum borjuis. Namun rakyat luas yang dipimpin oleh kaum borjuis – kaum tani, pedagang kecil, artisan, dll. – percaya akan nilai-nilai demokrasi yang diperjuangkan oleh kaum borjuis dan mereka memberikan dukungan besar kepadanya.

Selain itu, dalam melaksanakan revolusi kapitalis (atau revolusi borjuis demokratik), kaum borjuis juga melaksanakan reforma agraria. Tanah para bangsawan dibagi-bagikan kepada para petani. Ini mengamankan dukungan kaum tani untuk revolusi kapitalis. Akan tetapi reforma agraria ini dilakukan oleh kaum kapitalis bukan karena hati mereka tersentuh oleh kesengsaraan para petani yang ditindas oleh kaum tuan tanah bangsawan. Ini dilakukan untuk alasan politik dan ekonomi kaum borjuis. Alasan politik: karena tanah adalah sumber kekuasaan politik dan ekonomi kaum feodal, maka menyita tanah mereka dan membagi-bagikannya ke tani adalah cara tercepat untuk menghancurkan mereka. Alasan ekonomi: reforma agraria membebaskan jutaan kaum tani dari ikatan feodal terhadap tanah dan tuan tanahnya. Dengan reforma agraria sekarang kaum tani bebas meninggalkan desa-desa dan membanjiri kota sebagai suplai buruh upahan yang dibutuhkan kaum kapitalis.

Revolusi borjuis demokratik bukanlah sebuah drama satu babak yang selesai dalam setahun dua tahun saja. Ia adalah sebuah proses yang dipenuhi dengan revolusi dan konter-revolusi. Di dalam sejarah, revolusi selalu diikuti oleh konter-revolusi. Konter-revolusi melempar ke belakang masyarakat, tetapi tidak pernah lebih jauh daripada titik mula revolusi. Dua langkah ke depan, satu langkah ke belakang.

Misalnya seperti Revolusi di Inggris, di mana setelah melahirkan republik demokratis yang pertama kaum borjuis Inggris segera membuat kompromi dengan elemen-elemen borjuis aristrokat. Monarki Inggris diselamatkan, tetapi ia tidak lebih dari simbol dan peran politik dan ekonominya didominasi oleh kaum borjuis. Lain halnya dengan Revolusi Prancis yang megah (1789) yang dilaksanakan tanpa kompromi sama sekali terhadap Monarki Prancis. Namun bahkan Revolusi Prancis pun mengalami kemunduran, dengan konter-revolusi oleh Napoleon Bonaparte yang menobatkan dirinya sebagai Kaisar. Kendati demikian, Revolusi Prancis telah menegakkan rejim kapitalis dengan kokoh dan kaum feodal dan monarki tersapu bersih tanpa bisa bangkit kembali.

Revolusi Kapitalis menciptakan sebuah orde baru, dimana sekarang ada dua kelas yang dominan: kapitalis dan buruh. Kapitalis memiliki alat-alat produksi (pabrik-pabrik), sementara buruh hanya punya tenaganya untuk dijual. Modus produksi kapitalis adalah mode produksi manufaktur, dengan buruh sebagai penggerak mesin.

Kapitalis terus merevolusionerkan teknologi produksi dengan bersaing satu sama lain. Siapa yang bisa memproduksi dengan waktu yang lebih cepat dan biaya yang lebih murah, dialah yang akan menang. Ini mensyaratkan mesin dan teknologi yang lebih canggih. Pencarian laba terus mendorong kapitalis untuk menciptakan teknologi-teknologi baru. Dengan cara ini, kapitalisme secara historis memainkan peran yang progresif dengan terus mengembangkan teknologi.
Itu aja, terimakasih

Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 GOMBALAN Ala FILSUF

Postmodern dan kecanggihan visi misi

44 Indikator Kemunduran HMI

Mengapa harus Filsafat Islam

Biografi lengkap 25 Nabi dan Rasul