Pengantin Tuhan





Berbicara mengenai pengantin Tuhan adalah berbicara tentang proses penyatuan jiwa dengan Tuhan. Dilihat dari aspek hubungan dengan Tuhan dalam ruang lingkup kosmologi, jiwa mempunyai dua sisi, yaitu sisi yang bercahaya dan sisi yang gelap.

Jiwa dengan sisi yang bercahaya diartikan sebagai melihat adanya cahaya Tuhan dan jiwa dengan sisi gelapnya yaitu jiwa yang berhubungan dengan hal-hal yang bersifat material atau ilmiah. Dari kalimat tersebut, dapat dipahami bahwa, jiwa mempunyai dua potensi, yaitu potensi untuk melihat cahaya dari Tuhan dan jiwa juga berpotensi menghalangi untuk melihat cahaya dari Tuhan, diakibatkan dari hal-hal yang bersifat material. Sehingga jiwa itu dapat dikatakan aktif dan pasif.

Menurut konseptual Ibn Arabi bahwa, perempuan merupakan objek kerinduan maskulinitas yang tinggi dan mulia. Karena, merindukan diri yang satu atau binafsiwahida. Namun, disisi lain wanita juga berproses dalam hal kerinduan untuk menemukan keagungan Tuhan dalam sisi maskulinitas dalam diri laki-laki. Kerinduan merupakan sisi feminitas dari cinta dan cinta yang harus dipahami dari sisi kosmologi adalah cinta yang bermakna kosmik yaitu perkawinan dalam keluarga antara suami dan istri.

Perempuan merindukan cinta yang tak terpenuhi, dapat dikatakan bahwa kerinduan perempuan terhadap Ilahi merupakan lambang penciptaan dari Tuhan yang terpisahkan atau dapat dipahami bahwa, kerinduan perempuan kepada Ilahi sungguh nyata dalam hal ini adalah perkawinan. Dengan perkawinan, perempuan akan melihat keagungan maskulinitas Tuhan dalam diri laki-laki. Namun karena terdapat dua sisi dalam jiwa yang telah dijelaskan dalam paragraf sebelumnya.

Maka, jiwa dengan sisi yang berhubungan dengan material dapat menjadi salah satu penghambat atau pemisah kerinduan terhadap Tuhan-Nya. Terpisahnya antara maskulin yang samawi dan feminin yang duniawi, merupakan penyebab hilangannya kesadaran untuk menemukan cara kembali kepada Ilahi maka, untuk menemukan cara kembali kepada Ilahi yaitu dengan cara pembuktian. Pembuktian ini adalah perkawinan.

Perempuan melakukan perkawinan dengan laki-laki adalah untuk menemukan diri-Nya dan laki-laki melakukan perkawinan dengan perempuan untuk menemukan yang lain-Nya dalam diri perempuan, pemahaman mengenai “menemukan yang lain-Nya” itulah yang disebut dengan Nur Muhammad atau cahaya Allah SWT yang ada dalam diri perempuan atau aspek feminitas.

Oleh sebab itu, perkawinan adalah proses awal untuk mendapatkan Nur-Nya Muhammad, yang disebut dengan poligami spiritual yaitu sakinah, mawahda dan warahma. Dengan kata lain, tidak ada jalan bagi laki-laki untuk menemukan Tuhannya jika perempuan tidak mengenali atau menemukan jiwanya.

Dalam hal ini perempuan merupakan pembuka jalan dalam menemukan Tuhannya dengan perkawinan. Maka, dari penjelasan awal dalam tulisan ini bahwa, inti dari pusat kajian kosmologi adalah berbicara mengenai teori tentang keluarga yaitu perkawinan secara kosmik antara suami dan istri dan perkawinan dipahami sebagai kerinduan Tuhan terhadap diri-Nya. Dah itu aja, terimakasih

Indah (Jakfi Makassar)
Pasca Serjana Unhas.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 GOMBALAN Ala FILSUF

Postmodern dan kecanggihan visi misi

44 Indikator Kemunduran HMI

Mengapa harus Filsafat Islam

Biografi lengkap 25 Nabi dan Rasul