Kembalikan Konfercab pada Kader



Tahun 2018 bisa dikatakan tahun politik, yang dimana pesta demokrasi kader untuk memilih pemimpinnya. Biasanya digelar dua tahun sekali diberbagi cabang di Indonesia, tak ketinggalan HMI Cabang Malang. Konfercab ialah diksi yang memiliki banyak penafsiran. Dalam penafsiran sebagian orang, konfercab ialah badai yang siap menghantap kesadaran dan kesalehan sosial dengan praktek politik yang picik (kekuasaan).

Sejatinya konfercab ialah musyawarah utusan komisariat, forum pengambilan keputusan tertinggi ditingkat cabang. Yang tugas dan wewenangnya ialah meminta laporan pertanggungjawaban (LPJ) kepada pengurus cabang, menetapkan pedoman kerja pengurus cabang dan yang terakhir memilih pengurus cabang dengan jalan memilih ketua umum yang merangkap sebagai Formateur dan mide Formateur (Baca ART; Pasal 14 dan 15).

Berangkat dari pengertian diatas dan kembali kita meneropong dan memandang situasi serta kondisi konfercab kedepannya yang ada saat ini. Kita perlu menyadari bersama adanya reduksi makna terkait pemaknaan mengenai konfercab dan stigma kader mengenai konfercab. Wajah konfercab dalam bahasa awamnya ialah kemunafikan, dimana hal demikian menjadi tradisi konfercab yang mengantarkan manusia kehilangan identitas kemanusiaannya baik ketua umum maupun kadernya.

Konfercab yang potretnya berpatron pada kekuasaan maupun berkiblat pada golongan tertentu, hal ini terus terjadi, maka akan berefek pada generasi selanjutnya. Tentu para konfernikus membantah pengertian itu dengan dalih bukan konfercab yang salah, tetapi sebagian pelaku konfernisasi yang disalahkan. Lebih jauh lagi kita tidak harus terjebak pada nalar konfercab seperti ini. Kita harus keluar dari penjara tersebut, sebab nalar politik sejatinya berwatak sosial dalam arti membentuk kualitas kader, dalam gerak menyempurna diri insan kamil, sebagai kader yang memiliki tujuan yang hakiki “ Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah Subhanahu wata’ala”.

Konfercab dimulai dari manusia yang memiliki ideologi sebagai sistem keseimbangan hubungan kader dengan masyarakat HMI, alam semesta maupun Tuhan sebagai hubungan yang tidak bisa dipisahkan (NDP). NDP sebagai ideologi kader HMI atau doktrin perjuangan, menempati posisi strategis. HMI yang berperan sebagai organisasi perjuangan, berusaha melakukan perubahan dalam masyarakat HMI. Mengatahui, memahami, menghayati dan mengimplementasikan nilai-nilai NDP tidak cukup dengan masing-masing bab, akan tetapi pengetahuan dan pemahaman tentang NDP harus menempatkannya sebagai ideologi atau doktrin perjuangan HMI yang memuat gagasan revolusioner untuk mengatur kehidupan bermasyarakat. Agar NDP bukan ideologi perjuangan yang tertutup, mati dan statis, maka ialah kewajiaban setiap anggota, kader, aktivis dan pengurus HMI di semua tingkatan wajib menciptakan kembali secara terus-menerus dan berkesinambungan hingga lahirnya teori-teori sosial yang bersumber dari NDP, akan sampai pada menurunkan konsep-konsep gerakan sosial menuju perubahan sosial yang dicita-citakan HMI.

Inilah nalar konfercab yang sesungguhnya, jangan memandang konfercab hanya untuk kekuasaan atau menguasai, bahkan bukan sekedar kebutuhan material (jabatan). Melainkan lebih dari itu yakni kesucian prilaku moral kader, konfercab membangun kualitas kemanusiaan, sebagaimana NDP berbicara tentang Dasar-dasar keAGAMAan, keMANUSIAan dan Ilmu Pengetahuan. Artinya konfercab berbicara tentang hal-hal yang paling mendasar hingga pada praksis Ilmu Pengetahuan.

Dalam kesadaran politik masyarakat ada dua eksistensi yang menjadi side-effect, yakni keRINDUan dan pengHARAPan yang menjadi landasan masyarakat HMI berpartisipasi dalam perhelatan politik (Sitem). Konfercab bukan untuk kekuasaan atau menguasai, konfercab identitasnya KADER, yang berarti masyarakat HMI. Semoga ditahun politik ini, konfernikus itu mampu menjaga FITRAH KADER HMI, dengan menzakatkan dan mewakafkan dirinya di jalan politik yang FITRI. Itu saja, terimakasih.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 GOMBALAN Ala FILSUF

Postmodern dan kecanggihan visi misi

44 Indikator Kemunduran HMI

Mengapa harus Filsafat Islam

Biografi lengkap 25 Nabi dan Rasul